Rabu, 11 November 2009

aku cinta budayaku

Wanita Karo di Indonesia 500 early Postcards

Wanita Karo
Seorang wanita Karo tempo doeloe menjadi cover buku “Indonesia 500 early Postcards”. Wanita Karo itu duduk dengan gaya anggun memakai pakaian khas wanita Karo lengkap dengan tudung dan padung-padung tempo doeloe. Yang uniknya di atas tudung wanita Karo itu diletakkan “Sumpit Nakan”.

Keanggunan wanita Karo Tempo doeloe adalah sebuah sisi eksotik kearifan lokal budaya Karo. Yang pasti pose wanita Karo ini menjadi pose terbaik/pilihan dari 500 gambar kartu pos seluruh Indonesia yang dikeluarkan pada zaman kolonial.

Diantaranya ada beberapa yang menggambarkan kehidupan kuta Karo Tempo Doloe. Seperti Istana Sibayak Lingga di Kabanjahe. Istana Raja Karo ini berdiam 16 Jabu (16 Keluarga). Istana ini sudah hangus dibakar rakyat Karo saat zaman Revolusi tahun 1947. Raja Sibayak Lingga terakhir adalah Raja Kelelong Sinulingga bulang dari Isfridus Sinulingga (suami Tio Fanta Pinem).


Cekurak

Suatu sore di bulan Desember 2006, tepatnya di Jakarta International Film Festival (JIFFEST) tanpa sengaja saya bertemu dengan Dian Sastrowardoyo, aktris terkenal peraih piala Citra lewat aktingnya dalam film laris “Ada apa dengan Cinta”.

Kebetulan saat itu bioskop Djakarta XXI venue JIFFEST penuh sesak oleh pecinta-pecinta film yang mau menonton film-film dari berbagai penjuru dunia. Sebenarnya sosok Dian Sastro tidak begitu menonjol dibanding penonton lain. Namun feeling saya yang diciptakan sensitif pada artis cantik cepat menangkap sosok Dian. Entah kenapa, sore itu Tuhan begitu baik pada saya, hingga mengabulkan permohonan saya berada satu bioskop dan duduk di dekat Dian Sastro!

Film VOLVER asal Spanyol yang kata orang bagus dan menang di berbagai festival film, justru tidak menarik di mata saya. Malam itu tidak ada yang paling menarik dalam alam pikiran saya selain Dian Sastro yang duduk di dekat saya.

Terus terang saat itu saya tidak bisa kosentrasi lagi. Mata saya memang melotot ke widescreen. Namun hati saya sedang menikmati raga Dian Sastro. Teman saya, seorang sutradara film yang kebetulan duduk di sebelah saya nyeletuk, “Tempat kerja lo kan banyak artis. Cewek gitu aja diliatin. Norak lo!!”. Dengan suara setengah berbisik (agar tidak terdengar Dian) saya berkata, “Ini Dian Sastro, men!”.

Cekurak milik siapa

Menurut kamus besar bahasa Karo karya Darwin Prinst, tertulis pengertian Cekurak adalah menjelekkan orang lain, atau menjelek-jelekkan sifat orang lain. Cekurak bisa juga diartikan dalam bahasa Indonesia, ngomongin orang lain atau yang lebih dikenal dengan nama GOSIP. (lagi…)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar